Jumat, 14 September 2012

Teknik Laboratoriun



BAB 3
TEKNIK LABORATORIUM

A.  Pendahuluan
Laboratorium kimia merupakan tempat dimana kegiatan akademik dilakukan untuk berbagai tujuan. Tujuan-tujuan yang dimaksud antara lain: verifikasi hukum/kaidah ataupun teori dalam pembelajaran, meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi) serta sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka menemukan sesuatu.
Banyak ragam peralatan yang digunakan dalam laboratorium kimia, dari yang berasal gelas maupun peralatan elektronik, dengan tingkat akurasi yang bervariasi. Demikian pula dengan bahan-bahan yang digunanakan untuk praktikum, jenisnya sangat banyak, disesuaikan dengan peruntukan kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu pengetahuan tentang alat yang akan dipergunakan maupun bahan-bahan kimia yang pakai sangatlah penting. Kekeliruan dalam penetapan alat sudah barang tentu sangat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh.
Pada hakekatnya, kegiatan praktikum tidak selalu dilakukan di laboratorium dengan peralatan yang lengkap dan memadai. Ada kalanya kegiatan praktikum ataupun penelitian dilakukan di luar ruang laboratorium, misalnya di rumah, bengkel kerja, lapangan, dll. Kondisi ini tidak menjadi persoalan, sejauh tujuan kegiatan terpenuhi, Pada bagian lain, boleh jadi karena suatu hal, maka suatu peralatan untuk mengukur ataupun menentukan parameter tertentu harus dirakit sendiri. Jika demikian halnya, maka cara pengukuran dan reliabilitas serta kesahihan peralatan harus selalu diperhatikan.
Di samping sebagai tempat untuk pembelajaran dan penelitian, laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Secara filosofi keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja  tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekejaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan ksenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.
Perkembangan ilmu pengetahuan melalui berbagai penelitian dan percobaan di laboratorium sudah sedemikian pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Akan tetapi perkembangan yang sedemikian pesat juga dikhawatirkan akan berpotensi meningkatkan bahaya dalam industri. Kalau prinsip keseimbangan dan keserasian dipegang teguh oleh para ilmuwan dan para pengusaha, niscaya kekhawatiran tersebut dapat diminimalkan. Peningkatan kemampuan dalam membuat alat dengan teknologi baru haruslah diimbangi dengan penciptaan alat pengendali yang lebih canggih dan kemampuan tenaga yang makin beertambah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain menyangkut ukuran alat, alat pengendali, kemampuan dan ketrampilan pekerja, alat penanggulangan musibah, dan pengawasan yang dilakukan.
Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah satu langkah pengamanan yang dilakukan dalam rancang bangun adalah penggunaan safety factor atau over design factor pada perhitungan perancangan masing-masing alat dengan kisaran 10 – 20 %. Alat pengendali harus lebih canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan kesehatan kerja, biaya untum membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin. Kemampuan dan ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh penerpan teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
B.  Jenis-jenis Peralatan Laboratorium Kimia
1. Alat untuk mengekstrak (ekstraktor). Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah. Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor Soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat. Sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor. Bagian ujung atas  merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor Soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu alas bulat dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin. Selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor. Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu alas bulat. Begitu seterusnya.
2.  Alat untuk distilasi (distiler). Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux.
3.  Alat untuk reflux. Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Ada beberapa tipe alat refluks, antara lain: (i) Alat refluks paling sederhana yang dilengkapi dengan labu alas bulat dan pendingin Liebig, (ii) Seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat, pendingin Liebig dan corong pisah, (iii) Seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat, pendingin Liebig, corong pisah, dan pengaduk atau termometer.
4. Penyaring Buchner. Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau divakum.
5.  Tabung pengembang (chamber). Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT). Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar.
6.  Peralatan Gelas. Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Kimia Dasar. Gambar 1 menunjukkan contoh peralatan gelas laboratorium.


Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia
1.    Labu Takar. Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.
2.    Gelas Ukur. Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.
3.    Gelas Beker. Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.
4.    Pengaduk Gelas. Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.
5.    Botol Pencuci. Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.
6.     Corong. Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastic. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.
7.    Erlenmeyer. Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.
8.    Sama dengan no 7.
9.    Tabung Reaksi. Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.
10.  Kuvet.  Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat.
11.  Sama dengan no 10.
12.  Rak Untuk tempat Tabung Reaksi. Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
13.  Sama dengan no 12.
14. Kaca Preparat.
15. Kawat Kasa.  Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.
16. Penjepit. Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
17. Spatula.  Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu mengambil bahan padat atau kristal.
18. Kertas Lakmus.  Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
19. Gelas Arloji. Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.
20. Cawan Porselein. Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan.
21. Pipet Pasteur (Pipet Tetes). Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.
22. Sama dengan no 16.
23.  Sikat. Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.
24.  Sama dengan no 23.
25. Pipet Ukur. Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
26. Pipet Gondok.  Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
27. Buret. Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dank ran. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.

C.     Pengukuran Parameter
         1.   Pengukuran Waktu


 








        


         2.   Pengukuran Temperatur



 











         3.   Pengukuran Massa



 












         4.   Pengukuran Volume




















c)   Mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur
 





 


















D.     Merangkai Peralatan
         1.   Merangkai Peralatan untuk Menampung Gas Kering



 











        
         2.   Merangkai Peralatan Untuk Mengumpulkan Gas
 














         3.   Merangkai Peralatan Untuk Mencegah Air dari Bawah Menuju Sumber Gas


 







        









Tidak ada komentar:

Posting Komentar